Monday, March 15, 2010

Kepemimpinan

Aku bukanlah pemimpin yang memulai karier dari bawah. Akan tetapi, karena sebuah tanggung jawab yang diemban suamiku, maka otomatis, aku memimpin sebuah organisasi wanita yang cukup besar namanya.
Namun dalam berbagai hal yang berhubungan dengan kepemimpinanku, banyak sekali masukan dari orang-orang yang kusayangi, yang kebetulan sudah melalui apa yang kulakukan sekarang. Mereka itulah kedua orang tuaku. Selain mereka, tentu saja suamiku adalah penasehat dan panutanku dalam menjalani kepemimpinanku di organisasi ini.
Satu hal yang tak pernah kulupakan dari pesan mama sebelum aku menjabat sebagai ketua cabang dalam organisasi ini, adalah: " Jalankan kepemimpinan ini dengan hatimu. Jangan membuat orang lain tersinggung dengan setiap keputusanmu. " Maka aku bertekad, untuk selalu berhati-hati dalam setiap keputusan yang aku ambil. Biasanya, aku lebih mengutamakan kesepakatan.
Sedangkan pesan yang papaku berikan, yang pertama adalah, " Jangan menjadi seorang pemimpin yang cengeng! " Maka aku bertekad untuk tidak menampilkan sisi melankolisku pada kepemimpinan yang kujalankan. Aku tidak akan mengeluh terhadap setiap hambatan yang kutemui dilapangan, ataupun membesar-besarkan masalah sepele untuk membuat orang lain menjadi iba demi membela harga diriku, jika aku membuat kesalahan dalam mengambil keputusan. Hal ini juga berkaitan dengan apa yang dinasehatkan oleh suamiku, " Jangan menyalahkan orang lain, jika terjadi kekacauan dalam organisasi yang kamu pimpin. Karena kesalahan yang anggotamu perbuat, adalah cermin kesalahan dari keputusanmu, sebagai pimpinan." Untuk itulah, aku selalu mengevaluasi setiap keputusan yang telah aku ambil, guna memperbaiki setiap kekeliruan yang lalu, agar tidak kembali terulang dimasa mendatang. Aku juga berusaha untuk tidak sedikitpun menyalahkan anggota sekalipun kesalahan itu disebabkan oleh anggotaku. Aku lebih senang untuk introspeksi diri.
Pesan papaku yang kedua, " Jangan takut untuk mendekat dengan anggota, sebab hal ini tidak akan membuatmu rendah sebagai pemimpin, tetapi kedekatanmu dengan anggota akan membuatmu dapat melihat masalah-masalah yang sekecil-kecilnya, dimana anggota yang merasa dekat dengan pimpinannya tidak akan sungkan menyampaikan permasalahan yang ada dalam organisasi. " Untuk nasehat ini, aku mencoba untuk langsung terjun kelapangan, melakukan peninjauan langsung, dan berusaha tidak jaim (jaga image) terhadap setiap anggotaku. Alhamdulillah, banyak masukan yang kudapatkan dari bibir tiap anggotaku, yang bisa kujadikan pertimbangan dalam setiap keputusanku.
Aku sadari bahwa diriku tetaplah manusia biasa, walaupun sudah berusaha sebaik-baiknya tetap saja akan ada kekurangan-kekurangan dalam menjalankan organisasi ini. Akupun tak bisa menolak setiap rasa tidak suka dari anggota ataupun pimpinan, walaupun diriku telah mengusahakan yang terbaik sebagai pelayananku terhadap organisasi. Namun demikian, aku tidak akan berkecil hati, Insya Allah. Aku yakin, Tuhan tidak pernah tidur. Biarlah ada segelintir orang yang tidak terpuaskan ataupun tidak menyukai keputusanku. Selama aku tetap berpegang pada prinsip kebenaran, dan menjalankan semua tugasku karena pengabdianku pada sesama dan kepada Sang Pencipta, ku tepis semua rasa kekhawatiran itu.
Satu hal yang menjadi pedomanku adalah, kepemimpinan yang Allah SWT anugrahkan pada diriku dan suamiku ini bersifat sementara. Namun, pertanggung jawabannya akan kami bawa sampai akhirat nanti. Semoga kami bisa menjadi pemimpin yang selalu ingat, bahwa kami diawasi oleh Tuhan...Insya Allah...

1 comment: