Wednesday, March 17, 2010

Sebuah Pengabdian

Kerjakanlah apapun yang mampu kau kerjakan, selama itu baik dan benar, tapi jangan pernah berharap akan pujian dari siapapun. Terkadang kau bahkan akan mendapatkan kritikan atau hinaan dari pekerjaanmu itu, tapi tetaplah teguh dan bersabar, selama yang kau kerjakan itu kau yakini kebenarannya.
Kembangkanlah rasa ikhlas dalam semua pekerjaanmu, semata sebagai ibadah karena Allah SWT. Yakinkanlah hatimu, bahwa Tuhan Maha Tahu terhadap apa yang kau kerjakan. Untuk itu, selalu berpegang pada prinsip kejujuran, dalam semua hal yang kau perbuat.
Sesungguhnya pujian itu tidak sedikitpun membawa kebaikan bagi dirimu, tetapi kadang akan membuat dirimu menjadi sombong, karena berbangga hati. Sementara kritikan dan hinaan tidak sedikitpun membuat dirimu jatuh, selama kau berpegang pada kebenaran dan kejujuran. Kritikan dan hinaan ini, seandainya kau bisa mengambil hikmahnya, malah akan membuatmu menjadi lebih baik dan lebih besar. Mengapa lebih baik? sebab kritikan dan hinaan akan membuatmu melakukan introspeksi terhadap setiap kekurangan dalam semua pekerjaanmu, sehingga apa yang kau kerjakan dikemudian hari bisa kau sempurnakan dengan melihat kekuranganmu dihari yang lalu. Sedangkan mengapa bisa membuatmu menjadi lebih besar? karena kritikan dan hinaan sesungguhnya akan membuatmu menjadi lebih tegar dan tabah, asalkan kau mau bersabar. Apalagi yang lebih baik dari sebuah hati yang tegar dan tabah dalam menghadapi setiap kemelut dalam kehidupan ini? Bukanlah hidup, seandainya semua hal yang kau lalui itu datar-datar saja. Hidup yang sesungguhnya adalah hidup dengan penuh ujian, tetapi kau dapat melalui setiap ujian itu.
Jangan menggerutu apalagi mengeluh terhadap sebuah kritikan ataupun hinaan, sebab hal itu hanya akan membuat dirimu menjadi lemah. Tapi, yakinkanlah hatimu, bahwa apapun yang kau lakukan adalah ibadah karena Allah SWT, niscaya kau akan temukan kekuatan dalam setiap langkahmu. Biarkan Tuhan yang menilai pekerjaanmu, bukan manusia. Sebab kau hidup didunia ini karena perintah Allah SWT, bukan karena perintah dari manusia. Oleh karena itu, jadilah khalifah dimuka bumi ini, seperti perintah Nya. Khalifah adalah wakil dari Tuhan. Maksudnya, kita berbuat dimuka bumi ini, dengan berpegang pada sifat-sifat Tuhan Yang Maha Baik, niscaya kau akan temukan kebaikan dan akan membuat hatimu menjadi damai. Sesungguhnya, hidup ini adalah sebuah pengabdian terhadap Nya, sehingga dampak dari pengabdianmu terhadap Nya itu akan membawa kebaikan bagi seluruh umat Nya dimuka bumi ini, insya Allah...

Monday, March 15, 2010

Kepemimpinan

Aku bukanlah pemimpin yang memulai karier dari bawah. Akan tetapi, karena sebuah tanggung jawab yang diemban suamiku, maka otomatis, aku memimpin sebuah organisasi wanita yang cukup besar namanya.
Namun dalam berbagai hal yang berhubungan dengan kepemimpinanku, banyak sekali masukan dari orang-orang yang kusayangi, yang kebetulan sudah melalui apa yang kulakukan sekarang. Mereka itulah kedua orang tuaku. Selain mereka, tentu saja suamiku adalah penasehat dan panutanku dalam menjalani kepemimpinanku di organisasi ini.
Satu hal yang tak pernah kulupakan dari pesan mama sebelum aku menjabat sebagai ketua cabang dalam organisasi ini, adalah: " Jalankan kepemimpinan ini dengan hatimu. Jangan membuat orang lain tersinggung dengan setiap keputusanmu. " Maka aku bertekad, untuk selalu berhati-hati dalam setiap keputusan yang aku ambil. Biasanya, aku lebih mengutamakan kesepakatan.
Sedangkan pesan yang papaku berikan, yang pertama adalah, " Jangan menjadi seorang pemimpin yang cengeng! " Maka aku bertekad untuk tidak menampilkan sisi melankolisku pada kepemimpinan yang kujalankan. Aku tidak akan mengeluh terhadap setiap hambatan yang kutemui dilapangan, ataupun membesar-besarkan masalah sepele untuk membuat orang lain menjadi iba demi membela harga diriku, jika aku membuat kesalahan dalam mengambil keputusan. Hal ini juga berkaitan dengan apa yang dinasehatkan oleh suamiku, " Jangan menyalahkan orang lain, jika terjadi kekacauan dalam organisasi yang kamu pimpin. Karena kesalahan yang anggotamu perbuat, adalah cermin kesalahan dari keputusanmu, sebagai pimpinan." Untuk itulah, aku selalu mengevaluasi setiap keputusan yang telah aku ambil, guna memperbaiki setiap kekeliruan yang lalu, agar tidak kembali terulang dimasa mendatang. Aku juga berusaha untuk tidak sedikitpun menyalahkan anggota sekalipun kesalahan itu disebabkan oleh anggotaku. Aku lebih senang untuk introspeksi diri.
Pesan papaku yang kedua, " Jangan takut untuk mendekat dengan anggota, sebab hal ini tidak akan membuatmu rendah sebagai pemimpin, tetapi kedekatanmu dengan anggota akan membuatmu dapat melihat masalah-masalah yang sekecil-kecilnya, dimana anggota yang merasa dekat dengan pimpinannya tidak akan sungkan menyampaikan permasalahan yang ada dalam organisasi. " Untuk nasehat ini, aku mencoba untuk langsung terjun kelapangan, melakukan peninjauan langsung, dan berusaha tidak jaim (jaga image) terhadap setiap anggotaku. Alhamdulillah, banyak masukan yang kudapatkan dari bibir tiap anggotaku, yang bisa kujadikan pertimbangan dalam setiap keputusanku.
Aku sadari bahwa diriku tetaplah manusia biasa, walaupun sudah berusaha sebaik-baiknya tetap saja akan ada kekurangan-kekurangan dalam menjalankan organisasi ini. Akupun tak bisa menolak setiap rasa tidak suka dari anggota ataupun pimpinan, walaupun diriku telah mengusahakan yang terbaik sebagai pelayananku terhadap organisasi. Namun demikian, aku tidak akan berkecil hati, Insya Allah. Aku yakin, Tuhan tidak pernah tidur. Biarlah ada segelintir orang yang tidak terpuaskan ataupun tidak menyukai keputusanku. Selama aku tetap berpegang pada prinsip kebenaran, dan menjalankan semua tugasku karena pengabdianku pada sesama dan kepada Sang Pencipta, ku tepis semua rasa kekhawatiran itu.
Satu hal yang menjadi pedomanku adalah, kepemimpinan yang Allah SWT anugrahkan pada diriku dan suamiku ini bersifat sementara. Namun, pertanggung jawabannya akan kami bawa sampai akhirat nanti. Semoga kami bisa menjadi pemimpin yang selalu ingat, bahwa kami diawasi oleh Tuhan...Insya Allah...

Tuesday, March 2, 2010

Menerima Ketetapan Nya

Tuhan mempunyai dua ketetapan bagi umat Nya, berupa takdir baik maupun takdir buruk. Walaupun kita sudah mengetahui hal itu, seringkali merasa sulit menerima ketetapan Nya yang berupa takdir buruk, seperti penyakit, musibah, dan lain sebagainya.
Bukankah keduanya adalah anugrah Tuhan bagi umat Nya yang harus selalu disyukuri, walau seburuk apapun ketetapan Nya itu. Seperti janji Nya dalam surat Al-Insyiroh, bahwa dibalik kesulitan ada kemudahan...
Takdir buruk yang Tuhan limpahkan pada umat Nya tentu saja terdapat kebaikan didalamnya, seandainya kita bisa mengambil hikmah dari setiap kejadian. Setidaknya, takdir buruk yang dilimpahkan Nya pada kita membuat kita jadi lebih mendekatkan diri pada Nya, membuat kita lebih tabah, tegar, dan bersabar, serta lebih membuat kita menyadari bahwa jangan mencintai apapun didunia ini melebihi cinta kita kepada Nya.
Sedangkan, takdir baik yang Allah limpahkan terhadap setiap umat Nya tentunya akan mempertebal keimanan kita terhadap Nya, bukan membuat kita menjadi manusia yang sombong ataupun bangga terhadap diri sendiri.
Untuk itulah, terhadap setiap ketentuan Nya, baik itu berupa takdir baik ataupun takdir buruk, sudah seharusnya kita syukuri, dan mengambil hikmah dari setiap kejadian...Insya Allah...